Wartabisnis.biz.id-Jakarta, Era digital tak cuma menghadirkan tantangan bagi duni perbuku an, tetapi juga peluang-peluang baru. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar.
Satrio Arismunandar menang gapi diskusi tentang buku di era digital. Diskusi di Jakarta, Kamis malam, 9 Mei 2024 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadir kan nara sumber Bagus M. Adam, yang bertanggung jawab dalam produksi dan penjualan e-book di penerbit Gramedia. Juga Jonminofri, yang mena ngani e-book di kios Satupena. Diskusi itu dipandu oleh Amelia Fitriani dan Anick HT.
Satrio menuturkan, tantangan utama adalah pembajakan digital. Dengan kemudahan berbagi konten digital, pembaja kan menjadi perhatian yang signifikan bagi penerbit.
“Melindungi hak kekayaan intelektual dan memerangi pembajakan memerlukan kewaspadaan dan investasi terus-menerus dalam langkah-langkah anti-pembajakan,” ujar Satrio.
Tantangan kedua, adalah meng ubah kebiasaan membaca. “Di era digital, orang mengonsumsi konten dalam berbagai format dan di berbagai perangkat,” tutur Satrio.
“Pembaca mungkin lebih menyukai konten yang lebih pendek dan interaktif, atau memilih buku audio dan podcast dibandingkan buku cetak tradisional. Penerbit harus menyesuaikan strategi mereka untuk memenuhi kebia saan membaca yang terus ber kembang,” tambahnya.
Sedangkan, peluang baru untuk penerbitan buku adalah jang kauan global. “Distribusi digital memungkinkan penerbit men jangkau audiens global tanpa batasan distribusi fisik. E-Book dapat langsung diunduh di mana saja di dunia, membuka pasar baru bagi penerbit,” jelas Satrio.
Selain itu, biaya produksi juga lebih rendah. “Penerbitan digital menghilangkan banyak biaya yang terkait dengan pen cetakan, pergudangan, dan distribusi buku fisik,” kata Satrio.
“Hal ini memungkinkan pener bit untuk bereksperimen deng an genre khusus dan pasar khusus, yang mungkin tidak layak secara ekonomi di masa lalu,” jelas Satrio.
Satrio menambahkan, keuntung an lain adalah analisis data. “Penerbitan digital memung kinkan penerbit mengumpul kan data berharga tentang perilaku pembaca, preferensi, dan pola pembelian,” ucapnya.
“Dengan memanfaatkan anali sis data, penerbit dapat menye suaikan upaya pemasaran mereka, mengoptimalkan strategi penetapan harga, dan mengidentifikasi tren yang muncul di pasar,” katanya.
Selain itu, penerbitan digital memungkinkan model pener bitan yang lebih sigap. Ini memungkinkan penerbit meri lis konten dengan cepat sebagai respons terhadap permintaan pasar atau peristiwa terkini. Ketangkasan ini dapat mem bantu penerbit tetap relevan dalam lingkungan digital yang bergerak cepat,” tegas Satrio.
