Wartabisnis.biz.id-Jakarta, Perpustakaan Nasional Repu blik Indonesia (Perpusnas RI) mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan, yang berlang sung di Hotel Grand Mercure Kemayoran Jakarta pada Selasa dan Rabu (14-15/5/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan secara luring (onsite) dan secara daring (online) melalui aplikasi Zoom dan live strea ming Youtube.Rakornas dengan tema “Menata Ulang Konsep dan Praktik Pembangunan Literasi”, difokuskan untuk membahas tiga isu utama, yaitu penguatan budaya baca dan literasi, pengarusutamaan naskah nusantara serta standar disasi dan pembinaan tenaga perpustakaan.
Dalam pelaksanaannya, Rakor nas akan menghadirkan berba gai narasumber yang memiliki praktik baik serta pengalaman dalam keterlibatannya pada tiga isu tersebut. Mereka bera sal dari berbagai pemangku kepentingan bidang perpustaka an yaitu Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah, dan pegiat literasi.
“Perlu kami laporkan pula bahwa peserta Rakornas yang direncanakan hadir sejumlah 920 orang. Kegiatan ini terbagi ke dalam 5 sesi yaitu; sesi pem bukaan, sesi kebijakan, sesi ber bagi, sesi pleno, dan sesi panel,” ujar Ketua Panitia Rakornas Bidang Perpustakaan, Joko Santoso.
“Kami sampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu, yang telah hadir. Kehadiran Bapak dan Ibu menandakan komitmen yang kuat dalam pengembangan budaya baca dan literasi,” imbuh Sekretaris Utama Perpusnas RI ini.
Ia menjelaskan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau
RPJMN tahun 2020-2024 akan memasuki tahap akhir di tahun ini, dan Indonesia akan bersiap untuk melaksanakan RPJMN yang akan datang periode 2025-2029.
“Salah satu agenda pembangu nan dalam RPJMN 2020-2024 adalah revolusi mental dan pembangunan kebudayaan. Agenda ini dilaksanakan secara terpadu melalui salah satu program prioritas nasional, yaitu penguatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas untuk mewujudkan masyarakat ber pengetahuan dan berkarakter,” bebernya.
Salah satu indikator keberhasi lan program ini adalah penca paian sasaran strategis Perpus takaan Nasional, yakni nilai Tingkat Gemar Membaca (TGM) Tahun 2023 sebesar 66.77 dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Tahun 2023 sebesar 14.58. Angka-angka ini masih dalam posisi sedang.
Sementara itu, target nilai TGM tahun 2024 sebesar 71.30 dan nilai IPLM tahun 2024 sebesar 15.00 dan ini hanya berhasil kita capai dengan kerja keras dan kerja kolaboratif.
Dalam Rancangan RPJMN 2025-2029 terdapat salah satu agenda pembangunan yaitu ketahanan sosial budaya dan ekologi. Di mana salah satu program pem bangunannya adalah pengua tan karakter bangsa dan pema juan kebudayaan, dengan kegiatan pembangunan.
“Diantaranya perlindungan dan pelestarian warisan budaya dan pengembangan budaya literasi untukmendukung kreativitas dan inovasi,” tandas Joko.
Sementara itu, Plt Kepala Per pusnas RI Prof E. Aminudin Aziz mengatakan, pada 2020 melakukan survei kecil-;kecilan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kegemaran mem baca masyarakat. Namun, ia mengetahui fakta yang terjadi di lapangan.
Sesungguhnya masyarakat ingin sekali membaca, namun tidak terpenuhi oleh keterse diaan buku sesuai minat dan keinginan masyarakat. “Ini kesalahan beberapa pihak. yakni dosa dari penulis buku yang tidak melakukan survei apa yang harus dibaca masya rakat.”
“Kedua, dosa dari penerbit karena menerbitkan buku yang tidak disukai. Ketiga, dosa dari perpustakaan karena mengam bil buku yang tak disukai,” tuturnya.
Untuk mengubah hal itu dibu tuhkan kebijakan yang akan memberikan fasilitas, peluang yang sangat besar kepada calon pembaca menyediakan buku yang dimintai sesuai pangsa pasar. “Minat membaca buku berbeda. Tidak bisa dipaksakan untuk hanya satu buku,” ucap Aminudin.
Kemudian, sambungnya, buku tidak menarik karena berawal dari cara buku disajikan,seperti tata letak, ilustrasi maupun bahasa. Maka ini adalah sebuah pekerjaan besar.
“Ketika saya menjadi kepala badan bahasa menulis suatu artikel dan menjadi artikel yang mengguncang jagat literasi Indonesia karena seorang birokrat menulis hal yang dinilai menjelekkan pemerin tah. Saya akademisi yang harus berkata apa adanya. Kemudian melakukan rapat-rapat untuk mengkaji tulisan saya yang ber judul Peta Jalan LIterasi Baru,” ungkapnya..
Ini menjadi awal pembahasan peta jalan pembudayaan literasi yang dikoordinasikan Kemenko PMK. Kemudian di Kemendik bud Ristek dibentuk tim literasi untuk menciptakan buku baru yang disenangi anak-anak.
“Buku harus menjadi hal utama yang menjadi prioritas. Ketika merancang buku, harus melaku kan survei kepada 400 anak. Lalu para orang tua diajak dis kusi, para pegiat literasi diun dang untuk berdialog sehingga muncul buku tersebut,”serunya.
Dalam rencana strategis Perpus nas untuk meningkatkan litera si dan meningkatkan kegema ran membaca. Namun, Aminu din dengan tegas menyatakan hal itu merupakan sebuah kesalahan.
Ia beralasan dua visi itu terbalik. Seharusnya yang dibangun pertama kali adalah kegemaran membaca yang akan menuju kepada literasi tinggi. “Faktanya menunjukkan masih rendahnya minat mem baca,” ucapnya.
Perpustakaan, lanjut Aminudin, adalah tempat di mana akan bisa mengembangkan kreati vitas baru sehingga tercipta ilmu baru. Sebab, di perpustaka an bisa mengkonfirmasi kegala uan berpikir, karena disana tersedia data dan rujukan yang paling otoritatif untuk mengkon firmasi kegalauan.
Melalui Rakornas ini, Aminudin ingin melakukan sosialisasi tentang kebijakan Perpusnas. Karena memegang peranan penting yang menjadi ujung dari renstra 2019-2024. Kemu dian menjadi awal 2025-2029. “Ini penting karena mana yang menjadi ujung dan mana awal” ucapnya.
Usai pembukaan Rakornas, dilakukan penandatanganan berita acara penyerahan arsip statis dan penyerahan sertifikat MoWCAP dari Perpustakaan Nasional kepada Arsip Nasional Republik Indonesia.
Rakornas dawali oleh Maman Suherman, Penggerak Literasi Nasional yang memberikan prolog tentang perpustakaan.
Rakornas Bidang Perpustakaan di hari pertama ini juga diisi oleh para pemateri-pemateri handal di bidangnya. Antara lain Deputi Bidang Pembangu nan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kementerian PPN /Bappenas Amich Alhumami, yang membawakan materi dengan judul “Kebijakan pembangunan literasi sebagai Prioritas Nasional dalam RPJMN 2025 – 2029.”
Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Kemente rian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmi grasi Republik Indonesia, Ivanovich Agusta yang menyam paikan materi tentang kebija kan dana desa dalam pemba ngunan dan pengembangan perpustakaan desa dan bahan bacaan bermutu. Serta sesi berbagi yang masing-masing dibawakan Bupati Berau Sri Juniarsih Mas dengan materi berjudul “Strategi Kabupaten Berau dalam meningkatkan perpustakaan terakreditasi”.
Kemudian Wahyu Yusuf Akhmadi,Kepala Dinas Perpusta kaan Kabupaten Kendal yang menyampaikan tema “Praktik baik pengembangan perpustaka an untuk memperkuat budaya baca dan literasi masyarakat di Kabupaten Kendal”.
Serta Tiat S Suwardi, Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur dengan materi berjudul “Upaya Penyelamatan dan Pelestarian Naskah Nusan tara di Provinsi Jawa Timur”.
