
Wartabisnis.biz.id-Jakarta, Bagi banyak UMKM, menja lankan bisnis adalah tentang ketekunan dan adaptasi, teru tama di tengah berbagai rinta ngan yang tak terduga. K-Wan, Ahza Patchwork, dan Reydi Snack adalah tiga contoh usaha yang berhasil bertahan dan bah kan berkembang di tengah pan demi dan tantangan ekonomi. Lewat dukungan dari program J&T Connect Run 2024, ketiga nya kini mendapatkan bantuan operasional untuk memperkuat usaha mereka.
Ibu Ning, pemilik K-Wan, memulai bisnis dari rumah dengan mengandalkan hobi merajutnya. Usaha fesyennya ini memadukan hasil rajutan tangan dengan kain wastra Indonesia, terutama yang berasal dari daerah Banten. “Saya bangga bisa menonjolkan budaya Indonesia lewat produk saya,” katanya. Kegigihan dan kerja keras Ibu Ning membawa K-Wan berhasil menembus pasar yang lebih luas, termasuk beberapa galeri UMKM di hotel dan bandara. Kendati demikian, Ibu Ning menghadapi tanta ngan dalam hal sumber daya manusia. “Tidak semua orang bisa merajut atau menjahit, jadi saya sering kali bekerja sendiri,” tambahnya. Dengan adanya bantuan peralatan operasional dari J&T Express berupa mesin bordir, Ibu Ning berharap dapat meningkatkan efisiensi produksi atau percepat waktu pengerjaan produk.
Di sisi lain, Ibu Inggrid, yang membangun Ahza Patchwork, memiliki cerita yang tak kalah inspiratif. Bermula dari pengun duran dirinya dari kantor dan usai melahirkan, Ibu Inggrid mengasah kemampuannya secara otodidak melalui You Tube untuk belajar menja hit hingga jatuh cinta pada kete rampilan patchwork. Dimulai sejak 2015, Ibu Inggrid mengem bangkan bisnis ini setelah sebelumnya menjalani usaha pembuatan mukena balita. “Saya suka membuat sesuatu dari bahan sisa. Patchwork ini juga jadi salah satu cara saya untuk mengurangi limbah kain,” ujar Ibu Inggrid. Hingga kini, Ibu Inggrid bergabung dengan Jakarta Timur Crafter Community untuk terus menga sah dan meningkatkan keterampilannya dalam ber kreasi. Memiliki tantangan yang sama seperti Ibu Ning, Ibu Inggrid mengaku menemukan tim yang tepat membutuhkan waktu. Pasalnya, patchwork membutuhkan ketelitian dan ketekunan untuk menghasilkan barang kreasi yang layak untuk dijual. Adapun ragam produk yang dihasilkan oleh Ahza Patchwork seperti dompet, pouch, tempat tissue, tas, dan topi. Selain berjualan, Ahza Patchwork juga sering menerima pesanan souvenir.
Cerita inspiratif lainnya datang dari Ibu Lastri, pemilik Reydi Snack, yang memulai usaha cheese stick pada tahun 2017. Sebelum membangun Reydi Snack, perjalanan usaha yang bermula karena kehilangan suaminya mengalami banyak lika-liku. Ibu Lastri mengenang bahwa pada tahun 2019, diri nya mengalami kecelakaan kehilangan hingga mengakibat kan patah kaki. Masih dalam masa pemulihan, pada 2020 ia harus menghadapi banjir setinggi 2 meter yang melanda rumah produksinya. Tak lama setelah bencana banjir, ia harus bertaruh dengan wabah Covid-19. Setelah semua perjuangan nya tersebut, ia berhasil mengembangkan bisnis cheese stick hingga masuk ke 30 reseller yang ada di Bekasi. “Semua kalau dilakukan dengan hati yang senang, tidak akan terasa beban. Syukurlah selalu ada berkatnya,” ungkap Ibu Lastri. Dengan tambahan bantuan barang operasional, ia berharap bisa meningkatkan volume produksi dan memper luas jangkauan pasar.
Melalui program J&T Connect Run 2024, J&T Express berharap dapat terus menjadi bagian dari perjalanan para pelaku UMKM seperti Ibu Ning, Ibu Inggrid, Ibu Lastri, dan lainnya. Dukungan operasional ini tidak hanya memberikan bantuan barang secara fisik, tetapi juga memupuk semangat dan tekad untuk terus maju. Dengan semangat kolaborasi bersama Rumah BUMN, J&T Express berkomitmen untuk mendo rong UMKM Indonesia agar semakin kuat dan siap bersaing di pasar yang lebih luas.