
Wartabisnis.biz.id-Bandung, Bandung sejak lama dikenal sebagai salah satu episentrum budaya sneakers di Indonesia. Bagi komunitas muda di kota ini, sneakers sudah menjadi simbol identitas, gaya hidup, sekaligus medium ekspresi diri. Dari komunitas kreatif, musisi, hingga fashion enthusiast, sneakers hadir sebagai penghubung lintas budaya yang merefleksikan semangat urban Bandung yang dinamis.
Tidak heran jika kota Bandung menjadi destinasi penting bagi brand global untuk berinteraksi langsung dengan energi di komunitas lokal. Sejak hadir di Indonesia, atmos telah membuka beberapa gerai yang menjadi pusat sneakers culture, di antaranya di Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Pondok Indah Mall, Grand Indonesia, dan Tunjungan Plaza 3 Surabaya. Kehadiran gerai-gerai ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat komunitas streetwear dan sneakers tanah air, sekaligus menjadikan atmos sebagai destinasi utama para
kolektor dan pencinta fashion urban.
Melihat bagaimana Bandung tumbuh sebagai salah satu pusat sneakers culture terbesar di Indonesia, atmos melihat kota ini sebagai langkah penting berikutnya. Energi kreatif, komunitas yang solid, serta gaya hidup urban yang melekat di Bandung menjadikannya lokasi ideal untuk membuka flagship store terbaru. atmos resmi membuka flagship store terbarunya di 23 Paskal Bandung pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Kehadiran store ini menjadi langkah strategis dalam menghadirkan pengalaman berbelanja yang tidak hanya fungsional, tetapi juga hangat dan penuh cerita.
Herlina Winardo selaku Brand Manager atmos Indonesia mengatakan, “Bandung memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan budaya sneakers di Indonesia. Kota ini dikenal sebagai salah satu pusat kreativitas dan gaya hidup anak muda yang kuat, di mana budaya streetwear dan sneakers
tumbuh secara organik sejak lama. Komunitasnya solid, aktif, dan memiliki apresiasi tinggi terhadap fashion serta kolektibilitas sneakers. Selain itu, Bandung juga punya sejarah panjang dalam industri kreatif, termasuk brand fashion independen yang turut mendorong antusiasme terhadap sneaker culture. Bagi kami, Bandung bukan hanya pasar potensial, tapi juga jantung dari gerakan budaya yang terus
berkembang.”
Melengkapi pengalaman tersebut, atmos Bandung juga menghadirkan Otaku Room area khas yang menjadi wujud apresiasi terhadap kreativitas dan semangat budaya Jepang. Di ruang ini, pengunjung dapat menikmati hand-drip coffee by Fuglen, matcha, serta Japanese cream soda, sembari menjelajahi
koleksi item kolektibel yang memper kaya karakter dan atmosfer toko.
Menghadirkan sesuatu yang berbeda, atmos bandung terinspirasi dari Japanese Machiya dengan desain interior yang memadukan tradisi dan modernitas melalui elemen arsitektur dan ruang yang menciptakan harmoni khas Jepang di tengah energi urban kota. “Melalui desain interior, atmos ingin menciptakan pengalaman berbelanja yang berbeda, tidak sekadar fungsional, tetapi juga immersive dan inspiratif. Desain toko ini menggunakan Konsep Machiya dari Jepang, yang adalah gaya arsitektur
tradisional rumah tinggal yang berasal dari zaman Kyoto kuno, biasanya dimiliki dan dihuni oleh para pedagang atau pengrajin. Machiya bukan sekadar bentuk bangunan, tapi juga mencermin kan filosofi hidup, estetika, dan fungsionalitas. Tujuannya bukan hanya menjual produk, tapi juga membangun koneksi emosional dengan para sneakerhead, kolektor, komunitas, maupun pengunjung umum melalui suasana yang engaging dan otentik,” ungkap Herlina.
Menjelang pembukaan, atmos menggan deng empat figur lokal berpengaruh dalam kampanye Local Hero yaitu, Dendy Darman (Creativepreneur), Arin Sunaryo (Artist), Rekti Yoewono (Musician), dan Syagini Ratna Wulan (Artist). Mereka dipilih karena merepresentasikan energi kreatif Bandung dari berbagai bidang, sekaligus menegaskan peran sneakers sebagai medium ekspresi dengan beragam latar
belakang.
Pembukaan atmos 23 Paskal Bandung menjadi perwujudan dari perpaduan antara desain ruang yang inspiratif, kolaborasi kreatif, dan aktivasi komunitas yang kuat. Lebih dari sekadar toko, atmos Bandung dihadirkan sebagai destinasi utama bagi pecinta sneakers, fashion-forward youth, dan komunitas
kreatif di kota ini sekaligus memperkaya dinamika budaya street fashion yang telah lama hidup di Bandung.